Senin, 01 Oktober 2018

Hari Batik Nasional bersama Eukm Surabaya

Batik menjadi salah satu kebanggaan Indonesia karena ditetapkan sebagal warisan budaya bangsa oleh UNESCO sejak 2009 Sebagai peringatan Hari Batik Nasional yang Jatuh pada tanggal 2 Oktober. Ayola La Lisa Surabaya mengajak masyarakat untuk lebih mengenal Batik Teyeng Surabaya. Bertempat di Oasis Coffe Corner Ayola La Lisa Surabaya berbagai rangkaian acara sudah dilaksanakan, seperti talkshow dan workshop Batik Teyeng serta fashion show busana batik oleh beberapa rancangan designer terkenal, Sabtu (29/9/2018).
Batik Teyeng Surabaya tercipta dari inovasi Firman Asyhari sejak tahun 2013 hingga sekarang Terinspirasi dari bekas noda karat pada kawat Jemuran pada pakaian yang susah hilang, batik teyeng mampu bersaing dengan produk batik Iainnya.
“Biasanya membutuhkan waktu dua hari untuk membuat motif teyeng pada kain Singkatnya, proses dalam membuat batik teyeng menggunakan besi teyeng yang selalu basah atau diganti dengan butiran besi limbah bubut,” ujar Firman Asyhari, founder Batik Teyeng Surabaya Karena keunikan dalam teknik membuatnya inilah yang menghasilkan suatu produk dengan kualitas nilai Jual tinggi.
Di tambahkan oleh Firman, batik teyeng ini di jamin tidak mengakibatkan iritasi pada kulit kepada si pemakai, jadi 100% aman.
“Agar masyarakat luas tahu bahwa Jenis batik tidak hanya batik tulis, batik cap. atau batuk printing, tetapi ada Juga yang namanya Batik Teyeng dan Surabaya. Sebenarnya produk-produk dari UMKM kualitasnya juga tidak kalah dibandingkan dengan produk dari gerai batuk yang sudah terkenal. Untuk itu bekerja sama dengan UMKM kaml berharap agar produk-produk yang mereka hasilkan bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas,” Jelas Weni Kristanti selaku General Manager Ayola La Lisa Surabaya
Batik memang banyak dilirik oleh berbagai pihak untuk dimanfaatkan sebagai peluang usaha yang cukup menjanjikan Karena seperti yang kita tahu bahwa sekarang banyak sekali Jenis motif batik yang berbeda-beda dari setiap daerahnya Contohnya sepertu motif Sekar Jagad yang berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, motif Sidomukti yang berasal dari Kabupaten Magetan, batuk Sogan yang merupakan ciri khas batik Solo, dan masih banyak lagi ragam macamnya.
Antusiasme yang tinggi dan Ayola La Lisa Surabaya dan UMKM Surabaya dalam mengadakan kegiatan memperingati Hari Batik Nasional semoga mendorong kepedulian generasi muda ataupun berbagai kalangan masyarakat untuk berperan serta dalam melestarikan budaya bangsa.
Hal yang serupa di jelaskan oleh Mekan Damayanti ketua E-UKM (Ecommerse – UKM) Surabaya beliau sering mengadakan Pameran di berbagai tempat di Indonesia bahkan ke Luar Negeri untuk memperkenalkan produk dalam negeri khususnya produk UKM.
E-UKM juga memiliki Gallery di beberapa Hotel ternama Surabaya beberapa diantaranya adalah Ayola La Lisa, Hotel Bumi Surabaya dan Rich Palace.
Mekan Damayanti menggandeng
8 UMKM kelompok produksi seperti Tas , sepatu, accesoris, batik dan tekstil modifikasi , home dekorasi, aroma terapi, dan sabun natural dan olahan makanan dan minuman.
Acara semakin meriah saat pengunjung di hibur oleh model model cantik dalam acara fashion show. (rgo/tea)

Peringatan Hari Batik Nasional

Batik menjadi salah satu kebanggaan Indonesia karena ditetapkan sebagal warisan budaya bangsa oleh UNESCO sejak 2009 Sebagai peringatan Hari Batik Nasional yang Jatuh pada tanggal 2 Oktober. Ayola La Lisa Surabaya mengajak masyarakat untuk lebih mengenal Batik Teyeng Surabaya. Bertempat di Oasis Coffe Corner Ayola La Lisa Surabaya berbagai rangkaian acara sudah dilaksanakan, seperti talkshow dan workshop Batik Teyeng serta fashion show busana batik oleh beberapa rancangan designer terkenal, Sabtu (29/9/2018).

Batik Teyeng Surabaya tercipta dari inovasi Firman Asyhari sejak tahun 2013 hingga sekarang Terinspirasi dari bekas noda karat pada kawat Jemuran pada pakaian yang susah hilang, batik teyeng mampu bersaing dengan produk batik Iainnya.

“Biasanya membutuhkan waktu dua hari untuk membuat motif teyeng pada kain Singkatnya, proses dalam membuat batik teyeng menggunakan besi teyeng yang selalu basah atau diganti dengan butiran besi limbah bubut,” ujar Firman Asyhari, founder Batik Teyeng Surabaya Karena keunikan dalam teknik membuatnya inilah yang menghasilkan suatu produk dengan kualitas nilai Jual tinggi.

Di tambahkan oleh Firman, batik teyeng ini di jamin tidak mengakibatkan iritasi pada kulit kepada si pemakai, jadi 100% aman.

“Agar masyarakat luas tahu bahwa Jenis batik tidak hanya batik tulis, batik cap. atau batuk printing, tetapi ada Juga yang namanya Batik Teyeng dan Surabaya. Sebenarnya produk-produk dari UMKM kualitasnya juga tidak kalah dibandingkan dengan produk dari gerai batuk yang sudah terkenal. Untuk itu bekerja sama dengan UMKM kaml berharap agar produk-produk yang mereka hasilkan bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas,” Jelas Weni Kristanti selaku General Manager Ayola La Lisa Surabaya

Batik memang banyak dilirik oleh berbagai pihak untuk dimanfaatkan sebagai peluang usaha yang cukup menjanjikan Karena seperti yang kita tahu bahwa sekarang banyak sekali Jenis motif batik yang berbeda-beda dari setiap daerahnya Contohnya sepertu motif Sekar Jagad yang berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, motif Sidomukti yang berasal dari Kabupaten Magetan, batuk Sogan yang merupakan ciri khas batik Solo, dan masih banyak lagi ragam macamnya.

Antusiasme yang tinggi dan Ayola La Lisa Surabaya dan UMKM Surabaya dalam mengadakan kegiatan memperingati Hari Batik Nasional semoga mendorong kepedulian generasi muda ataupun berbagai kalangan masyarakat untuk berperan serta dalam melestarikan budaya bangsa.

Hal yang serupa di jelaskan oleh Mekan Damayanti ketua E-UKM (Ecommerse – UKM) Surabaya beliau sering mengadakan Pameran di berbagai tempat di Indonesia bahkan ke Luar Negeri untuk memperkenalkan produk dalam negeri khususnya produk UKM.

E-UKM juga memiliki Gallery di beberapa Hotel ternama Surabaya beberapa diantaranya adalah Ayola La Lisa, Hotel Bumi Surabaya dan Rich Palace.

Mekan Damayanti menggandeng
8 UMKM kelompok produksi seperti Tas , sepatu, accesoris, batik dan tekstil modifikasi , home dekorasi, aroma terapi, dan sabun natural dan olahan makanan dan minuman.

Acara semakin meriah saat pengunjung di hibur oleh model model cantik dalam acara fashion show. (rgo/tea)

Selasa, 04 September 2018

Shibori Te'ye'ng

iniSURABAYA – Membatik tak harus dilakukan dengan cara konvensional. Bahkan dari barang bekas macam kawat kandang pun bisa dihasilkan kain dengan motif menarik.

Kreasi yang diberi nama ‘Anurakti’ inilah yang menghiasi panggung Surabaya International Ethnic and Culture Festival 2018 yang digelar di Atrium Ciputra World Surabaya. Selama sepekan (17-22/7/2018), pentas Surabaya International Ethnic and Culture Festival 2018 menghadirkan kolaborasi industri kreatif dan budaya dari berbagai negara.

Salah satunya adalah koleksi Interim Clothing. “Batik teyeng (berkarat) ini proses pewarnaannya menggunakan barang yang terbuang,” ujar Dibya Adipranata Hody dari Interim Clothing.

Menurut Dibya, untuk satu kandang bisa untuk mewarnai sekitar 50 meter kain. Dan warna yang diperoleh adalah hitam dan keemasan.

Dibya mengaku sempat melakukan eksperimen untuk menghasilkan warna selain hitam keemasan. Dengan menggunakan teh, makan akan diperoleh warna merah.

“Eksperimen memang terus saya lakukan untuk mendapatkan warna-warna selain hitam dan emas. Tetapi hasilnya belum diperagakan di acara ini,” tuturnya.

Batik teyeng ini kemudian dikreasi menjadi busana modest wear ala Jepang dan Korea. Cutting dengan motif Asia modern ini diakui sengaja dihadirkan untuk menarik perhatian penikmat fashion dari mancanegara.

“Ada koleksi yang menampilkan model kimono modern. Acara ini kan disajikan untuk tamu-tamu yang beragam, khususnya delegasi negara asing yang hadir di Surabaya International Ethnic and Culture Festival, jadi diharapkan mereka tidak terlalu asing dengan kreasi busana yang ditampilkan,” tegasnya.

Karena itu busana dengan tema Anurakti ini juga dikombinasi menggunakan tenun khas Bali. “Tetapi gaun ini sebetulnya sangat fleksibel. Artinya, mereka yang muslim pun bisa pakai,” imbuhnya.

Melalui peragaan busana khas etnik Nusantara ini, Dibya berharap cross culture yang rutin digelar oleh Pemkot Surabaya ini tidak hanya ‘bertukar’ kesenian tari. “Selama ini kan masih tukar penari. Penari negara lain dibawa kemari dan sebaliknya penari kita dikirim ke luar (negeri),” bebernya.

Dalam penyelenggaraan momen Surabaya International Ethnic and Culture Festival selanjutnya, Dibya berharap juga ada pertukaran desainer. “Karena itu pula kami dorong para perajin untuk bikin sesuatu yang khas Surabaya agar bisa dibanggakan dan dibawa ke pentas mancanegara,” pungkasnya.

Senin, 27 Agustus 2018

Batik Te'ye'ng Surabaya dikunjungan ISI Yogyakarta

Tanggal 10 Augustus 2018 rombongan 30 mahasiswa dan dosen ISI Yogyakarta berkunjung ke rumah garery batik Te'ye'ng Surabaya, untuk melihat langsung proses pembuatan batik Te'ye'ng khas surabaya.

Sabtu, 25 Agustus 2018

Kamis, 02 Agustus 2018

Workshop batik bareng Friendship Force

Hari ini tgl 2 Agustus 2018 mendapat kesempatan untuk menjadi trainer workshop membatik, berkaitan dengan kunjungan tamu Asing dari Amerika dan Turkey. Ada 12 tamu bule yang belajar membatik. Namun karena keterbatasan waktu maka hanya diajarkan batik lukis dengan sedikit menggunakan canting.